Upaya Bank Mandiri Dukung Ketahanan Pangan

Ilustrasi Gedung Bank Mandiri. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus berkomitmen memberi dukungannya pada program pemberdayaan dan pengembangan kewirausahaan petani daerah. Salah satu contoh konkret yang dilakukan Bank Mandiri yakni melalui pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.

SPBT yang terletak di subak Tibubeleng, Desa Penyaringan tersebut memiliki luas sebesar 395 hektare (Ha) dan memiliki kapasitas produksi hingga 24 ton beras, bila beroperasi selama 8 jam/hari.

Dalam program SPBT ini, Bank Mandiri mendampingi para petani dari sisi edukasi pengelolaan dan kemampuan pemasaran modern. Edukasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian mandiri dan meningkatkan penghasilan masyarakat setempat dan kontribusi pendapatan daerah.

Program SPBT tersebut melibatkan petani melalui koperasi tani dan/atau gabungan kelompok tani. Lebih dari itu, kelompok tani juga memiliki sebagian saham dalam SPBT yang beroperasi. Melalui mekanisme ini, lembaga petani diharapkan dapat naik kelas dan agar mumpuni mengelola usaha yang berbadan hukum atau sekelas perseroan terbatas (PT).

Pembangunan fasilitas ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Bank Mandiri.

Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan, SPBT ditujukan untuk mendukung perekonomian masyarakat desa yang terpadu. Dia mengharapkan bantuan Bank Mandiri tidak hanya membantu meningkatkan pasokan beras setempat, melainkan juga dapat mengentaskan kemiskinan.

“Bank Mandiri berharap adanya SPBT ini dapat membantu peningkatan taraf hidup, membangun rantai pasok yang bermanfaat bagi petani, bahkan berkontribusi mengurangi tingkat kemiskinan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Ali Usman menyebut, kehadiran SPBT juga bertujuan untuk menggenjot produksi beras di Desa Penyaringan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke SPBT Jembrana pada 17 Agustus lalu, Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, SPBT menjadi salah satu aksi nyata BUMN untuk petani. SPBT juga dapat menjadi contoh bagaimana BUMN berperan aktif dalam menyejahterakan petani.

“Model kerja sama antara BUMN dan kementerian/lembaga seperti ini dapat dikembangkan untuk memberdayakan masyarakat secara ekonomi,” ujarnya.

Fasilitas di Jembrana kelak menambah jumlah SPBT yang telah didirikan Bank Mandiri di beberapa daerah lain. Sebelumnya, SPBT telah dibangun di Pamarican, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Kebumen.

Sebagai pengingat, SPBT Pamarican diinisiasi pada tahun 2018 dan dilengkapi fasilitas berupa mesin pengolah beras modern, gudang berkapasitas 300 ton, serta kantor dan toko di atas tanah kas desa seluas 6.160 meter persegi dengan sewa selama 20 tahun.

Adapun SPBT Kebumen mulai didirikan tahun 2019 dengan kapasitas produksi 3 ton/jam. Seperti di Pamarican, Bank Mandiri berperan dalam pembentukan PT Mitra Desa Kebumen sebagai lembaga pengelola dengan gabungan kelompok tani lain.

Pada 2023, SPBT di Pamarican dan Kebumen tercatat melibatkan 12.522 petani dalam urusan pengelolaan dan pengoperasiannya. Khusus SPBT Pamarican yang telah berjalan lebih dahulu, data tahun 2021 menunjukkan bahwa ada keterlibatan 6.200 petani dan 258 kelompok tani dalam pengoperasian fasilitas tersebut.

Ali menambahkan, Bank Mandiri senantiasa memantau kontribusi SPBT pada pemberdayaan dan kewirausahaan petani melalui perhitungan social return of investment (SROI).

“Perhitungan SROI membantu kami menilai seberapa besar manfaat, efektivitas, serta dampak dari program yang Bank Mandiri laksanakan. Dengan ini, kami juga memantau dan mengevaluasi CSR Bank Mandiri dalam mendukung petani Indonesia,” katanya.

Laporan Berkelanjutan Bank Mandiri pada 2023 mencatat, SROI untuk SPBT Pamarican mencapai 3,7 dari nilai awal saat investasi, sedangkan untuk SPBT Kebumen sebesar 3,2.

Selain bantuan pembangunan fasilitas, Bank Mandiri juga mendukung inklusi keuangan dan permodalan petani untuk mengolah lahan pertanian melalui penyaluran Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini untuk mendukung kemudahan akses terhadap layanan perbankan (access to finance) bagi kalangan underserved atau masyarakat yang kurang terlayani akses perbankan. Asal tahu saja, sektor pertanian tercatat menerima kucuran KUM sebesar Rp5,65 Triliun hingga Juni 2024.

Komitmen Bank Mandiri mendukung sektor pertanian ini juga dilaksanakan guna mencapai tujuan nomor satu dari pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal, yakni No Poverty untuk pengentasan kemiskinan.

Di samping itu, dukungan Bank Mandiri seperti ini menjadi upaya perusahaan dalam mewujudkan visi menjadi “Indonesia’s Sustainability Champion,” terutama memenuhi salah satu pilar kerangka environment, social, and governance yaitu Sustainability Beyond Banking.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*