
Pergantian tahun tinggal menghitung hari dan lembaran baru 2025 segera dimulai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan, industri jasa keuangan termasuk pasar modal indonesia masih dibayangi dengan berbagai tantangan.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK I. B. Aditya Jayaantara mengatakan beberapa tantangan tersebut berasal dari imbas perekonomian global, tren inflasi, kebijakan suku bunga The Fed, hingga kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Presiden terpilih Donald Trump.
“2025 nanti diperkirakan tantangan mulai dari tren inflasi, suku bunga The Fed, geopolitik dan kebijakan ekonomi AS yang menurut pendapat kami cenderung proteksionis,” ujarnya dalam konferensi pers di gedung BUrsa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (30/12/2024).
Aditya mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, industri pasar modal Tanah Air dianggap masih terjaga dengan perekonomian yang cukup tangguh di tengah tantangan global sepanjang tahun ini.
“Kita melewati momentum yang mempengaruhi perekonomian terkait tahun politik, pemilihan Presiden, Pemilihan legislatif, dan Pilkada,” ucapnya
Dia menambahkan, industri pasar modal yang positif tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski pergerakannya dinamis menyesuaikan iklim perekonomian global, namun sempat menyentuh angka tertinggi atau All Time High pada September 2024.
“Hingga 27 Desember (IHSG) 7.036 melemah 3,25% year to date,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sepanjang Agustus, IHSG telah mencetak rekor tertinggi baru atau all time high (ATH) sebanyak tujuh kali. Kemudian pada 19 September 2024, IHSG kembali mencetak rekor dengan menyentuh level 7.905,39.
Alhasil sejumlah analis memperkirakan IHSG dapat menutup 2024 di level 8.000. Akan tetapi melihat pergerakan IHSG pada bulan terakhir tahun ini, proyeksi itu pun mulai menguap.