Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah hasil angka klaim pengangguran AS tercatat lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,19% di angka Rp15.920/US$ pada hari ini, Jumat (9/8/2024). Posisi ini mematahkan tren apresiasi yang telah terjadi selama tujuh hari beruntun.
Namun demikian, secara mingguan, rupiah dapat ditutup menguat 1,7%. Hal ini selaras dengan pekan sebelumnya yang juga naik 0,55%
Sementara DXY pada pukul 14:57 WIB turun tipis 0,03% di angka 103,17. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 103,21.
Pergerakan Rupiah
Hasil pengumuman yang dirilis oleh Biro Ketenagakerjaan AS melaporkan data jumlah pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran sepanjang pekan yang berakhir 3 Agustus 2024 berhasil turun dari yang diharapkan.
Klaim pengangguran mingguan tercatat bertambah 233.000, lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar di 240.000 dan pekan sebelumnya sebesar 250.000.
Hal ini berujung pada survei CME FedWatch Tool yang menunjukkan bahwa 45,5% pelaku pasar berekspektasi terjadi pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan September 2024.
Ketika cut rate benar-benar terjadi sebesar 25 bps, maka DXY cenderung akan terdepresiasi namun tidak dalam jumlah yang besar dan tekanan terhadap rupiah tetap masih ada meskipun mulai berkurang.