Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku Indonesia saat ini masih kekurangan ratusan unit armada pesawat. Pasalnya, permintaan perjalanan udara di Indonesia terus meningkat.
“Saya sudah singgung tadi, kita kekurangan beberapa ratus pesawat terbang karena permintaan yang begitu meningkat, yaitu selalu siklus bisnis demikian,” dalam Konferensi Pers Bali International Airshow (BIAS) 2024, dikutip Selasa (20/8/2024).
Menurut Luhut persoalan kekurangan armada pesawat diperparah lagi oleh fakta bahwa Boeing 737 MAX belum tersertifikasi. Hal ini lantas berdampak pada antrian sejumlah negara yang ingin memesan armada pesawat.
“Itu juga berdampak kepada pemesanan pesawat yang antri mungkin sampai 10 tahun dan kita menunjukkan dengan ekonomi Indonesia yang cukup bagus sekarang ini dan peta jalannya sudah jelas, ini saya kira akan menjadi menarik buat orang untuk datang ke Indonesia atau berpartisipasi di Airshow Indonesia,” ujarnya.
Luhut berharap, dengan adanya peningkatan investasi dan ajang kolaborasi dengan para pelaku industri nasional, industri penerbangan dan pertahanan udara Indonesia akan menjadi salah satu pemimpin pada level regional dan global.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memerinci bahwa Indonesia saat ini kekurangan lebih dari 200 pesawat. Oleh sebab itu, perlu adanya perbaikan.
“Maka apa yang disampaikan oleh pak Luhut tadi kita kekurangan paling tidak 200 pesawat terbang agar coverage daripada titik-titik seluruh Indonesia itu lebih baik,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Kemenkomarves bakal menggelar Bali International Airshow (BIAS) 2024. Agenda BIAS sendiri direncanakan digelar pada 18-21 September 2024 di General Aviation Terminal, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Diselenggarakannya Bali Airshow merupakan wujud upaya Indonesia untuk menyediakan wadah pivotal bagi berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, sektor swasta serta industri terkait lainnya untuk bertemu dan berdiskusi tentang masa depan kedirgantaraan baik di Indonesia, Asia Tenggara hingga dunia.
Acara ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam industri kedirgantaraan regional.