Aplikasi e-commerce asal China makin kencang menjajah dunia. Antara lain aplikasi Temu di bawah PDD Holdings, serta Shein.
Di Indonesia, aplikasi Temu dan Shein dilarang masuk karena dikhawatirkan bisa membunuh UMKM lokal. Pasalnya, kedua aplikasi tersebut menawarkan barang dengan harga sangat murah.
Hal ini dimungkinkan model bisnisnya yang langsung menjual barang dari pabrik ke konsumen akhir tanpa perantara.
Model bisnis ini terbukti efektif menjaring pasar. Dalam laporan firma intelijen Appfigures, Temu menduduki urutan pertama sebagai aplikasi yang paling banyak di-download Gen Z di Amerika Serikat (AS) berusia 18-24 tahun.
Gen Z sendiri kerap disebut sebagai generasi penentu tren saat ini. Dominasi e-commerce China sepertinya mulai membuat perusahaan AS ketar-ketir.
Raksasa e-commerce AS, Amazon, langsung bereaksi dengan meluncurkan layanan yang menjual barang-barang sangat murah. Disebut ‘Amazon Haul’, kisaran barangnya di bawah US$20 (Rp 317.000-an).
Pada bulan Agustus, CEO Amazon Andy Jassy mengatakan harga jual rata-rata turun karena pelanggan beralih ke barang yang lebih murah dan membeli lebih banyak barang penting.
Perusahaan mengatakan bahwa sebagian besar produk di Amazon Haul akan dihargai $10 (Rp 158.000-an) atau kurang. Bahkan, beberapa di antaranya hanya berharga $1 (Rp 15.800-an).
Layanan dengan patokan harga murah ini akan tersedia dalam aplikasi Amazon di AS dan pengguna dapat mencari ‘Haul’. Perusahaan mengatakan layanan itu akan tersedia ketika pengguna memperbarui aplikasi Amazon versi terbaru.w