Para ahli mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi soda, kopi, dan jus buah mampu meningkatkan risiko stroke secara signifikan. Berikut penjelasannya.
Mengutip dari Newsweek, sebuah studi yang dipimpin oleh University of Galway, Irlandia mengungkapkan bahwa jumlah konsumsi minuman soda, kopi, dan jus buah be hubungan erat dengan tingkat risiko stroke seseorang. Para ahli menyebut, semakin banyak jumlah konsumsi ketiga minuman tersebut maka semakin tinggi pula risiko stroke yang mengintai.
“Temuan terpenting kami adalah kaitan peningkatan risiko stroke dengan asupan kopi, minuman bersoda, atau minuman jus buah yang sering,” kata ahli epidemiologi di Galway, Prof. Andrew Smyth, dikutip Jumat (4/10/2024).
Para peneliti menemukan bahwa minuman soda mengandung pemanis gula atau buatan berkaitan dengan peningkatan risiko stroke sebesar 22 persen. Risiko tersebut diklaim meningkat drastis jika seseorang mengonsumsi dua atau lebih soda per hari.
Meskipun kerap dianggap sebagai minuman sehat, jus buah ternyata juga dikaitkan dengan peningkatan risiko pendarahan intraserebral atau pendarahan otak sebesar 37 persen. Risiko tersebut bisa bertambah hingga dua kali lipat jika satu individu mengonsumsi setidaknya dua minuman perhari.
“Tidak semua minuman buah dibuat sama,” kata Prof. Smyth.
“Jus buah segar kemungkinan besar memberikan manfaat. Namun, minuman buah yang dibuat dari konsentrat dengan banyak tambahan gula dan pengawet mungkin berbahaya,” sambungnya.
Lebih lanjut, para ahli menyebut bahwa perempuan yang minum lebih banyak jus buah dan minuman buah memiliki risiko pendarahan intraserebral yang lebih tinggi daripada laki-laki.
Selain soda dan minuman buah, teh dan kopi juga dikaitkan para ahli dengan perubahan risiko stroke. Menurut para peneliti, minum lebih dari empat cangkir kopi per hari diklaim mampu meningkatkan risiko stroke lebih dari sepertiga.
Namun, rutin mengonsumsi teh justru dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sekitar 20 persen lebih. Secara rinci, minum tiga hingga empat cangkir teh hitam per hari mampu menurunkan risiko stroke sebesar 29 persen. Sedangkan, mengonsumsi teh hijau dengan jumlah serupa dikaitkan dengan risiko stroke 27 persen lebih rendah.
“Kami menganjurkan orang untuk membatasi asupan kopi hingga kurang dari empat cangkir per hari, mengurangi asupan minuman bersoda dan jus buah atau minuman lainnya,” ujar Prof. Smyth.
“Jika ingin minuman dingin, pilihlah air putih sebanyak mungkin,” lanjutnya.
Menariknya, hasil studi terkait risiko ini berbeda-beda tergantung tempat tinggal peserta penelitian. Sebagai contoh, hubungan antara soda dan risiko stroke paling kuat ditemukan di Eropa bagian Timur dan Tengah, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan.
Sementara itu, teh dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah di China dan Amerika Selatan. Namun, risiko stroke yang lebih tinggi ditemukan di Asia Selatan.
Sebagai catatan, studi ini menggunakan data dari proyek penelitian INTERSTROKE yang melibatkan hampir 27 ribu orang di 27 negara, termasuk hampir 13.500 orang yang mengalami stroke pertama. Namun, temuan yang bersifat observasional ini hanya menunjukkan korelasi dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat.
Sebagai informasi, stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu sehingga sel-sel otak mengalami kerusakan. Dalam 87 persen kasus, hal ini disebabkan oleh pembekuan darah alias stroke iskemik atau pendarahan di otak yang dikenal sebagai pendarahan intraserebral.